Diperankan oleh: Jackie Chan
(Kapten Huo An), John Cusack (Lucius), Andrien Brody (Tiberius), Choi Si-Won
(Yin Po), Lin Peng (Cool Moon), Mika Wang (Xiu Qing), Xiao Yang (Captain), Wang
Taili (Rat), Sammy Hung (Red Sun), William Feng (Jendral Huo Qubing), Sharni
Vinson (Lady Crassus), Lorie Pester (Parthian Queen).
Executive Produser: Jackie Chan, Wang Zhongjun, Ren Zhonglun,
Zhou Moufei.
Diproduksi Oleh: Jackie Chan
& Susanna Tsang.
Penulis : Daniel Lee.
Sutradara: Jackie Chan.
Disponsorin : Alibaba Group,
Sparkle Roll Media Corp., Huayi Brothers Media Corp.
Sinopsis
Cerita ini diinspirasi dari
kejadian yang sebenanya, diawali pada tahun 2015 perusahaan Arkeologi Amerika
membeli manuskrip militer dari Dynasti Han. Bahwa dimanuskrip tsb dikatakan
prajurit Roma datang ke Tiongkok 2000 tahun yang lalu…… dan kota kuno Regum
dibangun. Komunitas ahli Arkelog tidak mempercayai tentang hal tsb, akhirnya
perusahaan arkeolog yg membeli manuskrip tsb, mengirim tim untuk menyelidikinya
lebih lanjut.
Singkat cerita tim peneliti tsb
yang terdiri dari 2 orang; menemukan tempat yang dimaksud yaitu kota kuno
Regum. Disebuah dataran tinggi bersalju
tebal dengan segala artefak peninggalannya. Dari sini penonton dibawa ke masa
lalu dengan keadaan kondisi pada saat itu yang masih berupa kerajaan dan kesuku
bangsaan. Dimana tempat itu merupakan jalur sutra, tempat berdagang dan
merupakan jalur yang menghubungkan antar bangsa bertransaksi pada jaman itu dan
selalu diperebutkan oleh berbagai suku bangsa untuk berdagang dan mencari makan.
Makanya tidaklah aneh apabila jalur sutra sampai dengan saat ini masih
merupakan akses perdagangan yang masih eksis dan mendunia walaupun jaman telah
berubah dan teknologi sudah sangat canggih. Untuk suku bangsa tertentu masih
memanfaatkan jalur sutra ini sebagai jalur mereka berbisnis.
Sedikit
mengenai jalur sutra penulis coba jabarkan disini: Jalur Sutra (Hanzi
tradisional: 絲綢之路; Hanzi yang Disederhanakan: 丝绸之路;
pinyin: sī chóu
zhī lù, bahasa Persia راه ابریشم Râh-e Abrisham) adalah sebuah
jalur perdagangan
melalui Asia yang
menghubungkan antara Timur dan Barat dengan dihubungkan oleh pedagang,
pengelana, biarawan, prajurit, nomaden dengan menggunakan karavan dan kapal
laut, dan menghubungkan Chang'an, Republik Rakyat Tiongkok, dengan Antiokhia, Suriah, dan juga
tempat lainnya pada waktu yang bervariasi. Pengaruh jalur ini terbawa sampai ke
Korea dan Jepang.
Pertukaran
ini sangat penting tak hanya untuk pengembangan kebudayaan Cina, India dan Roma namun juga
merupakan dasar dari dunia modern. Istilah 'jalur sutra' pertama kali digunakan
oleh geografer Jerman
Ferdinand von
Richthofen pada abad ke-19 karena komoditas perdagangan dari Cina yang banyak berupa
sutra.[1][2]
Jalur
Sutra benua membagi menjadi jalur utara dan selatan begitu dia meluas dari
pusat perdagangan Cina Utara dan Cina Selatan, rute utara melewati Bulgar-Kipchak
ke Eropa
Timur dan Semenanjung Crimea, dan dari sana menuju ke Laut Hitam,
Laut
Marmara, dan Balkan
ke Venezia;
rute selatan melewati Turkestan-Khorasan menuju Mesopotamia
dan Anatolia,
dan kemudian ke Antiokia
di Selatan Anatolia menuju ke Laut Tengah atau melalui Levant ke Mesir dan Afrika
Utara.
Hubungan
jalan rel yang hilang dalam Jalur Sutra diselesaikan pada 1992, ketika jalan rel
internasional Almaty
- Urumqi dibuka.
(Sumber : Wikipedia).
Pada saat terjadi pertempuran
tersebut, tokoh Huo An (Jackie Chan)
muncul dengan sedikit pasukan kecil yang hanya berjumlah 6 orang dan sedang
ditugaskan sebagai pasukan pelindung jalur sutra. Pertempuran tersebut dari
kubu Aisijiang (Pasukan bersorban putih) dan kubu Tache (suku Huns) dari
selatan.
Memang
berbeda dari film-film kolosal yang dibuat Jackie Chan sebelumnya; film ini
lebih memperlihatkan keberaneka ragaman suku bangsa dan budaya dari beberapa Negara
seperti budaya timur tengah, eropa yang diwakili pasukan Roma, kebudayaan
Tiongkok sendiri yang masih kearah kebudayaan Mongol. Dan disini di perlihatkan
bagaimana mereka saling bahu membahu untuk memperbaiki dan membangun sebuah
kota, serta adanya pengkhianatan teman dan keluarga demi ambisi kekuasaan, dan
lawan yang menjadi kawan sejati serta rasa loyaalitas teman dan pimpinan terhadap
bawahannya juga perasaan berkebangsaan yang tinggi terhadap kerajaannya.
Difilm
ini juga ditampilkan seni arsitektur kontemporer pada masa itu; bagaimana cara
membangun sebuah bangunan yang kokoh kuat dan juga cepat dengan pemikir pemikir
design bangunan pada masa itu, yang coba diangkat oleh sutradanya.
Suatu epic kolosal yang cukup menarik
untuk menggugah perasaan mereka dalam bersahabat, berbangsa, dan bernegara. Apalagi pada masa saat ini; rasa empati
manusia mulai hilang terhadap sesama manusia sebagai perwujudan ciptaan Allah
yang sempurna dan alam lingkungannya.
Akhir
kata penulis menyampaikan semoga dengan menoton film ini rasa empati kita akan
bertumbuh terhadap sesama kita dan juga lingkungan dimana kita tinggal serta
selalu bersyukur atas nikmat kasih dan karunia Allah yang diberikan kepada kita
didunia ini. Salam.