Monday 13 July 2015

Seediq Bale: Laskar Pelangi Taiwan (Bagian II)



Film kedua dimulai dengan Dakis Nomin dan Dakis Nawi menulis kata-kata terakhir mereka di dinding, mengatakan ambivalensi mereka. Ketika berita perang pecah terbuka, polisi Kojima Genji terancam, tapi ia yakin Temu Walis dan anak buahnya tidak akan melawan kepada Jepang.
Pemerintah kolonial melihat pemberontakan sebagai krisis besar, dan mengirimkan Mayor Jenderal Kamada Yahiko yang terkemuka dengan 3.000 polisi dan tentara, untuk melawan 300 orang di sisi Mona Rudao ini. Akhirnya, Pawan Nawi dan anak laki-laki lainnya mendapatkan tato wajah mereka. Dalam hutan beberapa orang mulai melakukan bunuh diri untuk kembali kepada roh leluhur mereka. Dakis Nomin, istrinya Obing Nawi dan pemuda Dakis Nawi mati di sana dengan harakiri.
Jepang menggunakan senapan mesin dan pesawat terbang tetapi tidak dapat memenangkan pertempuran di pegunungan. Jenderal Kamada sangat marah dengan kebuntuan yang terjadi dan perintah untuk menggunakan bom gas beracun ilegalpun dia ambil. Di sisi lain, Kojima Genji menetapkan sayembara untuk membawa setiap kepala laki-laki, perempuan dan anak-anak di desa Mona Rudao itu, dan memerintahkan Temu Walis dan anak buahnya untuk melawan Mona Rudao.

Pertempuran berbalik melawan sisi Mona Rudao ini. Banyak yang hilang karena bom gas beracun dan berperang melawan kelompok dari Temu Walis. Orang-orang Mona Rudao ini telah kehilangan desanya dan untuk penduduk asli Jepang yang tinggal didesa tersebut serta yang lainnya mundur ke gua. Pawan Nawi dan anak-anak merasa putus asa dan meminta untuk melawan berdampingan dengan Mona Rudao. Mona Rudao meminta mereka untuk membaca kisah penciptaan mereka di mana manusia pertama dan wanita pertama terbentuk dari pohon yang setengah batu setengah kayu digunung batu putih.
Dalam perjalanan untuk mencari tempat yang lebih aman, para kelompok wanita tersebut akhirnya membunuh anak-anak kemudian menggantung diri di pohon-pohon untuk kembali kepada roh-roh leluhur mereka serta untuk dapat mengurangi beban suplai makanan yang tersedia untuk para prajurit yang masih sedang berperang. Pihu Sapu dari desa HOGO juga membantu tetapi ia juga terluka, Piho Wali, menggantung diri. Temu Walis terguncang ketika ia melihat banyak wanita digantung disebuah hutan pegunungan tersebut, dan mengklaim bahwa ia bertarung demi dirinya sendiri bukan untuk Kojima.

Mona Rudao dan anak buahnya melancarkan serangan dengan putus asa kepada semua tentara Jepang yang telah menduduki desa Mahebu. Baso Mona, anak Mona Rudao ini, terluka dan meminta saudaranya untuk membunuhnya. Pawan Nawi dan anak-anak mati dalam perjuangan tersebut. Sementara itu di sungai, Temu Walis dan orang-orangnya yang disergap oleh Pihu Sapu dan laki-laki lainnya. Dan terjadi halusinasi pada diri Temu Walis. Dalam ilusinya, Temu Walis berpikir ia berjuang melawan Mona Rudao waktu muda sebelum ia meninggal.
Ketika Mona Rudao melihat pertarungan sudah dekat akhirnya, ia memberikan kepemimpinan untuk anaknya Tado Mona, dan kembali ke istri dan anak-anak (film menyiratkan dua versi dari cerita nya, yang pertama adalah bahwa Mona Rudao menembak istrinya, dan yang versi lainnya adalah bahwa istrinya gantung diri). Beberapa orang dari kelompok perlawanan tersebut  menyerah dan untuk bertahan demi kelangsungan hidup keturunannya. Beberapa orang Pribumi hadir dan mengidentifikasi kepala orang mati untuk Jepang untuk mendapatkan hadiah dari sayembara yang dibuat Kojima, dan itu menunjukkan bahwa dalam pertempuran mereka bermusuhan satu sama lain lebih jauh.

Mahung Mona, putri Mona Rudao, yang diberikan kesempatan oleh Jepang untuk membujuk suaminya, dan dikirim untuk menawarkan Tado Mona untuk anggur/wine serta kesempatan untuk menyerah. Orang-orang mengambil anggur, dan bernyanyi dan menari dengan wanita, tapi menolak untuk menyerah. Tado Mona mengatakan kepada Mahung Mona berperan tugas untuk melahirkan dan membesarkan anak, serta mengakhiri hidup untuk kembali kepada roh-roh leluhur yang menunggu di Jembatan Pelangi dengan cara menggantung diri di hutan. Akhirnya, Pihu Sapu ditangkap dan disiksa sampai mati.
Perang berakhir, dan bahkan Jenderal Kamada sangat terkesan dengan semangat musuhnya. Orang-orang yang masih hidup dari desa-desa yang memberontak dikeluarkan dari rumah mereka, dan kemudian diserang oleh Kojima. Mona Rudao hilang, dan pemburu asli dengan dibimbing oleh seekor burung untuk menemukan tubuhnya. Pemburu kemudian melihat Mona Rudao dan orang menyusul legenda Seediq untuk menyeberangi Jembatan Pelangi. Film berakhir dengan adegan beberapa orang pribumi menceritakan kisah penciptaan mereka kembali.
Demikianlah sekilas mengenai “Legenda SEEDIQ BALE: Laskar Pelangi” semoga dapat menambah wawasan pembaca dan mengenal keberagaman budaya dan suku yang ada dimuka bumi ini; penulis hanya berpesan tetap bijak dan dapat mengambil hikmah serta pembelajaran dari cerita diatas yang penulis coba sajikan disini. Jangan bosan berkunjung di blog ini.
Salam hangat buat pengunjung blog ini. GBU.


Kembali ke ................................
 http://opinibebasrempong.blogspot.com/2015/07/seediq-bale-laskar-pelangi-taiwan.html