Sunday 15 March 2015

Film Jackie Chan di awal tahun 2015 : DRAGON BLADE (Golok Naga)



Diperankan oleh: Jackie Chan (Kapten Huo An), John Cusack (Lucius), Andrien Brody (Tiberius), Choi Si-Won (Yin Po), Lin Peng (Cool Moon), Mika Wang (Xiu Qing), Xiao Yang (Captain), Wang Taili (Rat), Sammy Hung (Red Sun), William Feng (Jendral Huo Qubing), Sharni Vinson (Lady Crassus), Lorie Pester (Parthian Queen).
Executive Produser:  Jackie Chan, Wang Zhongjun, Ren Zhonglun, Zhou Moufei.
Diproduksi Oleh: Jackie Chan & Susanna Tsang.
Penulis  : Daniel Lee.
Sutradara: Jackie Chan.
Disponsorin : Alibaba Group, Sparkle Roll Media Corp., Huayi Brothers Media Corp.

Sinopsis
                Cerita ini diinspirasi dari kejadian yang sebenanya, diawali pada tahun 2015 perusahaan Arkeologi Amerika membeli manuskrip militer dari Dynasti Han. Bahwa dimanuskrip tsb dikatakan prajurit Roma  datang ke Tiongkok  2000 tahun yang lalu…… dan kota kuno Regum dibangun. Komunitas ahli Arkelog tidak mempercayai tentang hal tsb, akhirnya perusahaan arkeolog yg membeli manuskrip tsb, mengirim tim untuk menyelidikinya lebih lanjut.
Singkat cerita tim peneliti tsb yang terdiri dari 2 orang; menemukan tempat yang dimaksud yaitu kota kuno Regum. Disebuah  dataran tinggi bersalju tebal dengan segala artefak peninggalannya. Dari sini penonton dibawa ke masa lalu dengan keadaan kondisi pada saat itu yang masih berupa kerajaan dan kesuku bangsaan. Dimana tempat itu merupakan jalur sutra, tempat berdagang dan merupakan jalur yang menghubungkan antar bangsa bertransaksi pada jaman itu dan selalu diperebutkan oleh berbagai suku bangsa untuk berdagang dan mencari makan. Makanya tidaklah aneh apabila jalur sutra sampai dengan saat ini masih merupakan akses perdagangan yang masih eksis dan mendunia walaupun jaman telah berubah dan teknologi sudah sangat canggih. Untuk suku bangsa tertentu masih memanfaatkan jalur sutra ini sebagai jalur mereka berbisnis.
Sedikit mengenai jalur sutra penulis coba jabarkan disini: Jalur Sutra (Hanzi tradisional: 絲綢之路; Hanzi yang Disederhanakan: 丝绸之路; pinyin: sī chóu zhī lù, bahasa Persia راه ابریشم Râh-e Abrisham) adalah sebuah jalur perdagangan melalui Asia yang menghubungkan antara Timur dan Barat dengan dihubungkan oleh pedagang, pengelana, biarawan, prajurit, nomaden dengan menggunakan karavan dan kapal laut, dan menghubungkan Chang'an, Republik Rakyat Tiongkok, dengan Antiokhia, Suriah, dan juga tempat lainnya pada waktu yang bervariasi. Pengaruh jalur ini terbawa sampai ke Korea dan Jepang.
Pertukaran ini sangat penting tak hanya untuk pengembangan kebudayaan Cina, India dan Roma namun juga merupakan dasar dari dunia modern. Istilah 'jalur sutra' pertama kali digunakan oleh geografer Jerman Ferdinand von Richthofen pada abad ke-19 karena komoditas perdagangan dari Cina yang banyak berupa sutra.[1][2]
Jalur Sutra benua membagi menjadi jalur utara dan selatan begitu dia meluas dari pusat perdagangan Cina Utara dan Cina Selatan, rute utara melewati Bulgar-Kipchak ke Eropa Timur dan Semenanjung Crimea, dan dari sana menuju ke Laut Hitam, Laut Marmara, dan Balkan ke Venezia; rute selatan melewati Turkestan-Khorasan menuju Mesopotamia dan Anatolia, dan kemudian ke Antiokia di Selatan Anatolia menuju ke Laut Tengah atau melalui Levant ke Mesir dan Afrika Utara.
Hubungan jalan rel yang hilang dalam Jalur Sutra diselesaikan pada 1992, ketika jalan rel internasional Almaty - Urumqi dibuka. (Sumber : Wikipedia).
Pada saat terjadi pertempuran tersebut,  tokoh Huo An (Jackie Chan) muncul dengan sedikit pasukan kecil yang hanya berjumlah 6 orang dan sedang ditugaskan sebagai pasukan pelindung jalur sutra. Pertempuran tersebut dari kubu Aisijiang (Pasukan bersorban putih) dan kubu Tache (suku Huns) dari selatan.
Memang berbeda dari film-film kolosal yang dibuat Jackie Chan sebelumnya; film ini lebih memperlihatkan keberaneka ragaman suku bangsa dan budaya dari beberapa Negara seperti budaya timur tengah, eropa yang diwakili pasukan Roma, kebudayaan Tiongkok sendiri yang masih kearah kebudayaan Mongol. Dan disini di perlihatkan bagaimana mereka saling bahu membahu untuk memperbaiki dan membangun sebuah kota, serta adanya pengkhianatan teman dan keluarga demi ambisi kekuasaan, dan lawan yang menjadi kawan sejati serta rasa loyaalitas teman dan pimpinan terhadap bawahannya juga perasaan berkebangsaan yang tinggi terhadap kerajaannya.
Difilm ini juga ditampilkan seni arsitektur kontemporer pada masa itu; bagaimana cara membangun sebuah bangunan yang kokoh kuat dan juga cepat dengan pemikir pemikir design bangunan pada masa itu, yang coba diangkat oleh sutradanya.
                Suatu epic kolosal yang cukup menarik untuk menggugah perasaan mereka dalam bersahabat, berbangsa, dan bernegara.  Apalagi pada masa saat ini; rasa empati manusia mulai hilang terhadap sesama manusia sebagai perwujudan ciptaan Allah yang sempurna dan alam lingkungannya.
Akhir kata penulis menyampaikan semoga dengan menoton film ini rasa empati kita akan bertumbuh terhadap sesama kita dan juga lingkungan dimana kita tinggal serta selalu bersyukur atas nikmat kasih dan karunia Allah yang diberikan kepada kita didunia ini. Salam.